Sabtu, 24 November 2012

Angka 13, Angka Sial???

Beberapa hari yang lalu, aku membaca sebuah artikel yang intinya adalah tentang angka sial. Yaaa.. Angka sial. 13. Di artikel tersebut, diceritakan bahwa banyak yang mempercayai bahwa angka 13 ini adalah angka sial. Karena itu, mereka menghindari menggunakan angka ini. Contohnya saja di lift-lift, tidak akan menggunakan angka 13 atau angka 4 (penjumlahan dari 1+3). Melainkan diganti dengan 3A atau 12A.

Aku lahir di tanggal 13. Aku tak pernah merasa angka itu adalah angka sial bagiku. Bahkan aku lahir di bulan 4. Yaaa.. Sekali lagi, aku tak pernah merasa itu adalah angka-angka sial bagiku. :)

Aku ingin berbagi betapa beruntungnya diriku. Aku lahir di suatu pulau yang begitu indah. Pulau Bangka.

Indah bukan.. :) Suatu pulau yang mempunyai banyak sekali pantai-pantai indah. Pemandangan alam yang sungguh luar biasa. Selain pantai, Pulau Bangka terkenal dengan makanan-makanannya. Yang pernah datang ke Pulau Bangka dan merasakan masakan-masakan Bangka, pasti akan rindu untuk kembali lagi. :)

Betapa beruntungnya diriku. Aku punya orang tua yang sangat menyayangi aku, kakak-kakak, dan adikku. :D
Memang tidak ada keluarga yang sempurna, begitu pun keluargaku. Tapi, aku bangga berada di tengah-tengah mereka. Merasakan kasih sayang mereka dengan berbagai cara mereka menyayangiku.

Aku punya keponakan-keponakan yang pintar-pintar dan lucu. :) Merasakan menggendong mereka saat masih bayi, dan melihat wajah kecil mereka tidur dalam gendonganku. It's amazing. Melihat mereka bertumbuh, melihat mereka bertambah pintar dari hari ke hari. Mendengar kalimat-kalimat yang tak pernah aku bayangkan bisa keluar dari mulut kecil mereka. Bisa dibayangkan kan betapa menyenangkannya. :)


Aku kuliah di Jogja. Suatu tempat yang benar-benar baru, dan baru pertama kali berada di sana untuk kuliah. Tempat yang menyenangkan, tempat aku mengenal berbagai macam orang, tempat aku mendapat ilmu dan pengalaman hidup. Tempat yang mengajarkan aku untuk lebih dewasa dan bijaksana. :)

Tempat aku mendapatkan sahabat-sahabat. Tempat aku berbagi cerita dengan mereka. Tempat aku melakukan hal-hal gila bersama mereka.. :P
Tempat aku melakukan hal-hal baru bersama mereka.
Tempat aku mendapatkan pacar pertama dan mengenal artinya "mantan".hehehehe

Dan sekarang aku di bekerja di Jakarta. Tempat yang semula kukira, bukan tempatku untuk bekerja. Ternyata, tidak seburuk yang aku bayangkan. AdIns nama keren dari perusahaan tempatku bekerja. :)
Di sini tempat aku mengenal lagi orang-orang baru. Tempat yang luar biasa, yang mungkin tak akan kutemukan di mana pun. Tempat aku merasa nyaman akan lingkungannya, tempat yang membuatku belajar arti berbagi secara nyata.

Hmm... Ya, di mana pun aku berada, aku bisa selalu merasa beruntung, bukan? Angka 13 atau pun angka 4 bukan angka sial bagiku.

Selalu bisa bersyukur dan berterima kasihlah di setiap kejadian dalam hidup..
Semoga bermanfaat. :)

Rabu, 20 Juni 2012

Jujur

ketika suatu saat, kita melakukan kesalahan besar... takut.. rasa itu pasti ada... tapi apakah kita berani mengakui kesalahan itu??? ya...memang tak mudah... kejujuran yang telah diutarakan, dan permintaan maaf yang tulus, mungkin bagi sebagian orang belum cukup... dikarenakan rasa sakit yang terlalu dalam akibat dari kesalahan... atau... mungkin bisa memaafkan, tapi tak mungkin dilupakan... benci mungkin itu yang dirasakan... waktu... ya...sedikit demi sedikit waktu yang akan mengikis rasa sakit itu... jika rasa sakit itu telah hilang, barulah kita bisa memaafkan orang yang telah berbuat salah... dan benci itu pun akan hilang, ketika kita bisa menerima semuanya dengan ikhlas... berkata jujur bagiku itu adalah tindakan berani... aku sangat menghargai kejujuran, walaupun itu adalah kejujuran yang sangat menyakitkan... karena tidak semua orang berani mengambil sikap untuk berkata jujur...

Tulang Rusuk Yang Hilang

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah.

Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah.

“Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah. Dara tersenyum manis, lalu berlalu. “Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Sumber: http://imadeharyoga.com/2009/01/tulang-rusuk-yang-hilang/

Sepasang Bola Mata Bening

Sepasang bola mata bening… Wajah polos menyiratkan ketenangan… Tapi mata tak bisa bohong.. Mata ialah jendela hati… Hati pemilik sepasang bola mata bening… Sedang gundah… Tak begitu gundah kurasa… Karena dia telah mulai terbiasa… Mungkin… Bukan berarti tidak ada bunga kasih di dalam ruang yang tak terlihat… Hanya dia dan Sang Pencipta yang tahu… Berapa banyak yang dia miliki dalam ruang yang tak terlihat… Hanya Sang Penciptanya yang tahu seberapa banyak yang dia miliki.. Apa yang dia pikirkan, ingin dia lakukan… Tapi, semua hal yang ingin dia lakukan terbatas pada keadaan… Hiruk pikuk di depannya… Cuaca cerah di sekitarnya… Teman berbagi di sampingnya… Ternyata tak mampu menenangkannya…

Gadis Kecil dan Malaikatnya

Gadis kecil itu bebaring di tempat tidurnya sambil memikirkan malaikatnya. Dia sedang merindukan malaikatnya malam itu. Ketika ia memejamkan mata, ia merasa begitu dekat dengan malaikatnya. Tapi, ketika dia membuka mata, yang ada hanyalah dia sendiri. Akhirnya diatertidur dan malaikatnya hadir dalam mimpinya. Gadis kecil itu sedang duduk dalam suatu ruangan, seperti ruangan kelas bersama teman-temannya. Dan malaikatnya datang dan menghampirinya, lalu duduk di bangku di depan gadis kecil dan berhadapan dengannya. Wajah gadis kecil itu cemberut karena dia kesal menunggu malaikatnya, tapi malaikatnya begitu lama baru datang. Malaikat itu memandangnya dan tetap tersenyum dengan senyum yang akan selalu diingat oleh gadis kecil itu. Tetapi, gadis kecil itu tetap tidak memandang wajah malaikatnya, padahal hatinya ingin sekali melihat dan memeluk sang malaikat. "Apakah kau merindukanku?" ucapnya dalam hati. Malaikatnya tersenyum dan mengambil kotak pensil gadis kecil itu. Tapi, tiba-tiba gadis kecil itu mengambil kotak pensil itu dari tangan malaikatnya. Dan dengan perlahan dia mengambil pulpen dan kertas, yang kemudian diberikan pada malaikatnya. Malaikatnya tersenyum, dan itu membuat sang gadis jadi menunduk malu. Setelah menulis, malaikatnya memberikan tulisan itu kepada gadis kecil. "Aku juga merindukanmu" tulisnya.