Minggu, 29 September 2013

WANITA

Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”

Tuhan menjawab: “Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?"

“ 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini ”

Malaikat itu takjub.
“Hanya dengan dua tangan?....impossible!“
Dan itu model standard?!
“Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya“.

“Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA”.
“O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”.

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita-ciptaan TUHAN itu.

“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?”
“Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“
“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.
Tuhan menjawab:
“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi."
Malaikat itu menyentuh dagunya....
“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN
“Untuk apa?”, tanya malaikat

TUHAN melanjutkan:
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”
“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita- ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!"

Ya mestii…!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.

Cintanya tanpa syarat.

Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.

Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:


Dia lupa betapa berharganya dia...

Penghubungnya Adalah Cinta

Dalam hidup ada cerita, bukan? Banyak hal dalam cerita.
Tapi yang menurut saya paling menarik adalah cerita tentang cinta.
Semua orang pasti menginginkan cinta, bukan?
Dari sejak lahir, sang bayi tentunya ingin kasih sayang dari orang tuanya.
Setelah beranjak semakin dewasa, tentunya dia ingin merasakan kasih sayang dari orang-orang yang dikenalnya, yang berada di sekitarnya.

Sampai akhirnya dia mengenal cinta pada lawan jenis.
Ini cinta yang berbeda, bukan? Bukan cintanya kepada orang tuanya, atau pada saudara, atau pun pada teman-temannya.
Bukankah menarik bicara tentang cinta?
Karena hidup kita penuh dengan cerita cinta.
Dari beberapa buku yang saya baca, cinta bisa sangat berpengaruh pada karakter seseorang, bisa juga pada tindakan-tindakannya. Orang yang tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya sejak ia kecil, sebagian besar dari mereka setelah dewasa akan membuatnya benci pada orang tuanya.

Cinta pada lain jenis, cerita yang menarik.
Saat jatuh cinta, luar biasa bahagianya, bukan?
Semua dalam dirimu terasa berubah.
Semua bisa dipandang jadi lebih indah daripada sebelumnya.
Bahkan hal-hal kecil yang sebelumnya tak pernah diperhatikan, diperhatikan dengan begitu teliti, sehingga bisa tampak sempurna. Bahkan dalam keseharian, di pikiran kita selalu memikirkan sang pujaan, selalu ingin berada di dekatnya, ingin menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu bersama dia.

Yang saya pelajari, saat kita bersama, yang biasa kita sebut dalam masa pacaran, itu adalah suatu pembelajaran.
Belajar untuk saling mengenal, belajar untuk saling memahami, bahkan belajar cara untuk menyampaikan maksud tanpa harus menyakiti orang yang kita sayang.
Harus mengerti kapan timing yang tepat, kapan harus membicarakan hal yang sensitif, kapan harus bercanda, kapan harus bicara serius. It's not easy.

Dan ketika semua itu tidak bisa dijalankan dengan baik, maka terjadilah apa yang sering disebut dengan putus.
Yang saya tahu, 'saling mencintai' bukanlah suatu alasan untuk bisa tetap bersama.
Jika dengan bersama, malah saling menyakiti, bukankah lebih baik sendiri-sendiri?
Pernah dengar kan kalimat seperti ini, "Saya bahagia jika dia bahagia bersama orang lain".
Awalnya, saya berpikir, mana bisa saya bahagia melihatnya bersama orang lain, ketika hal itu membuat saya sangat sakit. Tentu saja itu sangat menyakitkan.

Dan mengertilah dan pahamilah yang namanya ikhlas.
Ketika rasa ikhlas memenuhi hatimu, maka kamu bisa berkata "Saya bahagia melihatnya bahagia bersama orang lain".
Dan saya percaya orang-orang yang bisa merelakan cintanya pergi dengan ikhlas, akan mendapat cinta yang luar biasa karena dia mempunyai hati yang luar biasa.
Dan saya yakin orang-orang seperti ini akan mendapat kebahagiaan yang tak pernah diduganya sebelumnya.
Konsep Tuhan itu sungguh indah.
Ketika kebahagiaan itu kamu dapatkan, maka kamu akan mengerti kenapa kamu harus bersakit-sakit dahulu.

By: Aprina Sulistia Melantika
Ditulis 5 Juli 2011

For You, My Lord

Tuhan,

Terima kasih untuk semua yang telah kualami selama ini,
untuk penderitaan dan kebahagiaan,
untuk kegagalan dan keberhasilan,
untuk pagi dan malamku,
untuk mereka yang tidak menyukaiku dan mereka yang menyukaiku,
untuk tantangan yang menghadang dan kemudahan yang tersedia.

Terima kasih aku boleh mengalami semua itu,
terutama untuk kesadaran dan untuk penemuan makna,
bahwa Engkau selalu setia menemaniku,
dan tak pernah membiarkanku sendiri.

Sekalipun pada saat-saat tertentu,
aku tidak dapat memahami rencana-Mu,
sehingga sulit bagiku untuk menerima apa yang telah terjadi.

Sekalipun demikian, aku selalu berusaha membuka diri,
dalam memahami rencana-Mu dan mengakui keterbatasan manusiawiku.

Ketika aku ingin membenci,
maka ingatkan aku akan kasih-Mu.
Ketika hatiku semakin mengeras,
maka lembutkanlah hatiku.
Ketika aku ingin marah,
maka redamkanlah amarahku.
Ketika aku ingin menangis,
maka tenangkanlah aku.
Ketika aku salah arah,
maka luruskanlah lagi jalanku.


Tuhan,
dalam keadaan yang seperti kualami sekarang ini,
aku ingin tetap berusaha meyakini,
bahwa Engkau selalu hadir dan yang Engkau inginkan,
adalah kedamaian bagi semua...


By: Aprina Sulistia Melantika
Ditulis 24 Maret 2011

Kasih Malaikat Kecil

Sebuah cerita yang sangat mengharukan.. betapa Kasih Sayang dari seorang sahabat kecil ditunjukkan dengan sebuah empati tulus dan pengorbanan..

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu, tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India = curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata:
“Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata:
“Boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta…” agak ragu2 sejenak… “….akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku? ”

Aku menjawab: “Oh, pasti sayang”.

Sindu: “Betul ayah?”

“Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan.
Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku.

Aku sedikit khawatir dan berkata:
“Sindu, jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu: “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 mahal kok.”

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya..

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada hari Minggu!

Istriku spontan berkata: “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!”

Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk: “Sindu, kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya: - “Tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain.”

Aku coba memohon kepada Sindu:
- “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami!”

Sindu, dengan menangis, berkata:
- “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku. Kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral,
bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku: - “Janji kita harus ditepati..”

Secara serentak istri dan ibuku berkata: - “Apakah aku sudah gila?”

Aku: “Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak: “Sindu, tolong tunggu saya.”

Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak, aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata:
“Anak anda, Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.”

Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya:
“Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena chemotherapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya, saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih!


kiriman dari Ivonne

-Cerita Motivasi Hati-

Kasih Malaikat Kecil

Sebuah cerita yang sangat mengharukan.. betapa Kasih Sayang dari seorang sahabat kecil ditunjukkan dengan sebuah empati tulus dan pengorbanan..

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.”

Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu, tampak ketakutan air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (nasi khas India = curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata:
“Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.”

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata:
“Boleh ayah akan aku makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya akan aku habiskan, tapi aku akan minta…” agak ragu2 sejenak… “….akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku? ”

Aku menjawab: “Oh, pasti sayang”.

Sindu: “Betul ayah?”

“Yah pasti..” sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan.
Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, “janji” kata istriku.

Aku sedikit khawatir dan berkata:
“Sindu, jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu: “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 mahal kok.”

Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya..

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya.

Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin pada hari Minggu!

Istriku spontan berkata: “Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!”

Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV. Dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk: “Sindu, kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak.”

Tapi Sindu tetap dengan pilihannya: - “Tidak ada ‘yah, tak ada keinginan lain.”

Aku coba memohon kepada Sindu:
- “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami!”

Sindu, dengan menangis, berkata:
- “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan aku. Kenapa ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral,
bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya raja real memberikan tahta, kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.”

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku: - “Janji kita harus ditepati..”

Secara serentak istri dan ibuku berkata: - “Apakah aku sudah gila?”

Aku: “Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu permintaanmu akan kami penuhi.”

Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak: “Sindu, tolong tunggu saya.”

Yang mengejutkanku ternyata kepala anak laki2 itu botak, aku berpikir mungkin “botak” model jaman sekarang.

Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata:
“Anak anda, Sindu, benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.”

Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku melihat air matanya mulai meleleh dipipinya:
“Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena chemotherapy kepalanya menjadi botak, jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman2 sekelasnya. Nah, minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya, saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih!


kiriman dari Ivonne

-Cerita Motivasi Hati-

Wanita dan Dunianya

wanita dengan dunianya...
sempit...
dan gambaran yang tak mengenakkan untuk dilihat, dibaca, ataupun didengar...

begitu banyak daftar kalimat yang diawali dengan kata 'seharusnya'
begitu banyak daftar pertanyaan yang sangat diinginkannya untuk tahu,
dan
begitu banyak daftar pertanyaan yang bisa dia jawab sendiri.

tapi...
dia tetap tak mengerti..

yang selalu orang bilang jika sedang mengalami sakit adalah 'kenapa harus aku?'
tapi...
saat orang itu bahagia, apakah pernah berkata 'kenapa harus aku?'

wanita, apa salahnya?
dia tau apa yang benar,
tapi kadang dia tidak ingin melakukan dengan benar...

By: Aprina Sulistia Melantika
Ditulis 11 Agustus 2011

Surat Untuk Mama

Tak ada kasih sayang tulus yang pernah kudapatkan selain kasih sayangmu, mama.
Maaf, jika aku pernah tidak melakukan apa yang mama minta.
Maaf, jika aku sering membuat mama resah dan khawatir.
Tapi yakinlah aku akan baik-baik saja.
Kasih mama tulus pada semua orang, bahkan untuk orang-orang yang pernah menyakiti mama.
Tak pernah ada dendam di hati mama.
Pengorbanan mama sangat besar, mama berjuang begitu keras untuk anak-anak mama.
Semua mama lakukan tanpa pamrih, tanpa syarat apa pun dan mama bahagia melakukannya.
Ku tahu mama sedang gelisah saat ini, tapi yakinlah doa anak-anak mama selalu menyertai mama.
Anak-anak mama tidak akan pernah meninggalkan mama...

By: Aprina Sulistia Melantika
Ditulis 3 Juli 2009

Naluri, Egois, dan Realita

Bahagia di kala matahari terbit dan ditemani kupu2 indah,
bukanlah dia yg sebenarnya...
Ceria dan senyum hanya terlihat di wajahnya,
tapi tak ada itu di hatinya...

Ditemani matahari dan kupu2 dapat membuatnya menjadi sekuat karang..
Tapi sayangnya, itu hanyalah seolah-olah...
Ketika bulan dan gelap menemaninya,
kembalilah dia ke dunianya yang sebenarnya...

Karena kesendirian membuatnya jujur dan tidak memakai topeng...
Saat itulah, naluri, egois, dan realita berperang...
Dan saat itulah dia berteman dengan air mata...
Dan saat itulah dia berharap lelah dan lelap segera menjemputnya...


By: Aprina Sulistia Melantika

09122011

ada kalanya untuk diam

bukan menyerah, bukan bosan

tapi diam

untuk melihat kembali

apa, siapa, dan bagaimana aku saat ini dan dulu

aku saat ini dibandingkan dengan aku bulan lalu, atau 2 bulan yang lalu

atau saat sebelum aku benar-benar di sini

tentu saja aku lebih baik saat ini

walaupun saat sebelumnya, aku bahkan tidak tahu apa yang akan kuhadapi

tapi kurasa aku tak menyesal dengan apa yang telah kuambil

karena saat ini sangat jauh lebih baik dari yang lalu

ini bisa kusebut 'kejutan dari Tuhan'

karena saat ku merasa hilang, Tuhan memberi semua hal yang tak pernah kubayangkan

lebih dari yang kuharapkan

sangat banyak...

Jadi, aku bersyukur, untuk masa lalu, masa kehilangan, dan saat ini, untuk semua yang ada di sekitarku saat ini..

terima kasih.. :)

seperti sebelumnya, aku yakin saat yang akan datang, akan selalu ada harapan

tidak tahu akan ada apa, tapi yakin itu adalah baik...


terima kasih untuk semua yang ada saat ini
bahkan di saat aku merasa kurang, selalu dicukupkan.. :)


By: Aprina Sulistia Melantika

20130111


Jika kau temukan aku dalam diam, apa yang akan kau lakukan? :)
Bukan tentangmu, tapi tentangku.
Bukan inginku, mungkin juga bukan inginmu.

Mungkin juga bukan hari ini, besok, lusa, tapi akan.. :)
Dalam jendelaku, tidak ada lagi gadis kecil dan malaikat penjaganya.
Hanya ada kesendirian.
Tapi yakinlah, dia akan tetap ceria. :)

Berhenti untuk memulai.
Mengakhiri untuk mengawali.
Mencoba untuk mengetahui.
Merasakan untuk memahami.

Sampai di mana waktu akan menjawab.. :)


By: Aprina Sulistia Melantika


Sabtu, 14 September 2013

Untuk Orang yang Kita Sayang, Gak Akan Merasa Rugi

Kira-kira 1 minggu yang lalu, mama telpon... Cenengggggg... ^_^ Nah, pas lagi ngomong di telpon, aku denger suara-suara keponakanku. Aku pikir "kok ada mereka di rumah mama? kan ini malem, biasanya kalo ke rumah mama gak sampe malem." Karena penasaran, tentunya langsung tanya ke mama dong, "kok ponakan-ponakan bandel itu ada di situ?hehhehehe"
Ternyata.. mereka sedang dititipkan di rumah mama sama cece, karena Cece dan kakak ipar ada pertemuan, dan tumben-tumbennya pasukan bandel itu minta menginap di rumah mama. Biasanya mama tidak mengijinkan mereka menginap, karena repot besok paginya harus persiapan ke sekolah. Tapi, karena besok harinya mereka libur, maka mama mengijinkan mereka menginap di sana. Gak lama ngobrol di telpon itu, mama menawarkan untuk berbicara dengan satu per satu ponakanku (ada 4 dong..hihihiihi).

Sudah kuduga apa yang akan mereka omongkan, yaitu minta oleh-oleh kalo pulang ke Bangka.. Dasar anak-anak.. :P Memang, setiap kali aku pulang ke rumah, pasti tidak akan lupa bawain oleh-oleh untuk mereka, padahal pulangnya masih Bulan Desember..hahahahha... Dan pastinya aku selalu cari oleh-olehnya jauh-jauh hari sebelum pulang. Kenapa? Pertama, agar punya lebih banyak waktu untuk mencari, bisa punya banyak pilihan oleh-oleh (biasanya selalu mainan sih.. :p). Kedua, agar uangku tidak terlalu habis secara drastis, itung-itung beliin mainannya dicicil..hahahhahaha...

Dan akhirnya, karena hari ini hari Sabtu (libur kerja), pergilah aku mencari oleh-oleh ini. Sudah dapet sih beberapa.hehhehe.. Yang mau aku bagikan di sini adalah ketika kita membelikan sesuatu untuk orang yang kita sayang, apakah kita memikirkan seberapa mahal barangnya? Tentu saja dipikirakan dong.hahhaha. Aku juga pasti memikirkan harga ketika membelikan sesuatu untuk siapa pun, tapi ini untuk orang yang kita sayang lho. Pasti tentu saja ada pertimbangan seperti ini, "Kalo aku beliin ini, pasti dia suka banget, walaupun harganya mahal, gak apa-apalah, yang penting dia seneng." Ini juga yang tadi aku pikirkan waktu beli mainannya. Pasti mereka seneng aku beliin ini. Untuk orang yang kita sayang, tentunya kita ingin memberikan yang terbaik, bukan? :)

Tapi, tentu saja bukan berarti kita harus menguras habis uang yang kita punya untuk membelikan sesuatu untuk orang yang kita sayang ya. Uang yang kita keluarkan, tentunya harus sesuai dengan kemampuan kita juga. Jika memang kita tidak mampu untuk membeli barang mahal, jangan dipaksakan, hanya untuk demi kesenangan orang lain, kita yang jadi menderita. Bukan seperti itu lho..hehehhe
Aku yakin, pasti orang yang kita beri sesuatu itu, tahu niat baik kita, berapa pun harga barang yang kita beri.

So, tidak akan merasa rugi untuk orang yang kita sayang kan? Tentu saja sesuai yang kita mampu ya. :D

Kamis, 12 September 2013

I Love Blue So Much... :)

Kemarin karena baca blognya Ci Lasma yang di sini, jadi ikutan test kepribadian berdasarkan warna. Bagi yang penasaran, bisa berkunjung ke sini.hehhehe
Kenapa pengen aku tulis di sini, karena hasil analisanya sesuai banget sama karakterku.
Karena hasil tesnya Ci Lasma, sama dengan hasil tesku, yaitu BIRUUUU, jadi aku tulis juga penjelasannya di blogku ini ya. :)
Hasil ini sesuai dengan warna favoritku.hehehhhee

KEPRIBADIAN MANUSIA, BIRU SI PELAKU KEBAJIKAN
Hal buruk apa yang pernah dilakukan guru TK kepada anda ?
Merah tidak ingat, mereka sudah membereskan sang guru dengan mengoleskan lem di kursi mereka,
Kuning mengganggapnya lucu dan menikmati hal itu sebagai permainan,
Putih tidak yakin apakah mereka pernah masuk taman kanak-kanak, jadi apa yang harus diingat
Dan Biru selalu ingat sampai sedetail-detailnya!

TEMAN YANG SETIA

Tidak ada nilai hidup yang lebih mulia dari kesetiaan. Kesetiaan seseorang adalah anugerah hidup yang sangat bernilai bagi yang mendapatkannya. Mereka yang berwarna Biru ditakdirkan untuk sepenuhnya setia pada orang. Biru tetap setia dalam susah dan senang. Karena kesediaan mereka untuk komit dalam hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang seringkali berlangsung seumur hidup. Bagi mereka, kehidupan adalah komitmen, dan berkomitmen pada hubungan adalah kekuatan mereka yang terbesar. Mereka senang bersama orang lain, dan dengan sukarela mengorbankan diri mereka demi suatu hubungan yang akrab. Mereka lebiih memikirkan orang lain daripada diri mereka sendiri.

Tetapi, hati – hati dengan pribadi yang satu ini. Mereka SULIT MEMAAFKAN DAN MELUPAKAN. Sangat ironi karena Biru memberi lebih dari warna manapun, tetapi paling sedikit memaafkan. Hal itu karena ingatan mereka yang luar biasa dan cara pandang mereka terhadap kehidupan. Biru memandang dunia melalui mata emosional yang positif. Mereka sangat peduli pada unsur-unsur kehidupan yang menyentuh hati mereka. Mereka memikirkan apa artinya dicintai, mereka merasakan apa yang dialami oleh temannya, mereka menempatkan diri mereka di posisi lawan bicara mereka, dan mereka sangat tulus! Beberapa kesalahan kecil yang pernah anda lakukan kepadanya tidak akan menjadi masalah. Namun akan menjadi DENDAM SEUMUR HIDUP bila tindakan anda melukai perasaannya.

Ini memang terjadi di diriku. Aku pernah susah sekali untuk memaafkan seseorang. Di mulut, bisa saja aku memaafkan, tapi dalam hati aku masih tidak rela, karena terluka. Tapi, saat ini aku telah benar-benar memaafkan orang ini. Untuk orang yang dicintai oleh biru ini, dikatakan mereka sangat tulus. Begitu pun aku, berapa kali pun aku pernah terluka, jika aku menyayangi seseorang, aku sayangi dengan sepenuh hati setulus-tulusnya. Tapi, jika perasaanku merasa terluka, aku akan sulit untuk memaafkan dari hati. Mungkin ini juga adalah kelebihan sekaligus kekurangan.=.=

PERFEKSIONIS

Biru sangat kritis pada diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka memiliki harapan yang tidak realistis sampai mereka tidak pernah bisa mermuaskan diri mereka atau mengharapkan orang lain memenuhi standar kesempurnaan ini. Mereka benar-benar ingin hal-hal dikerjakan dengan benar. Hanya saja, kata “benar” itu didefinisikan sebagai “dilakukan sesuai dengan cara mereka.”

Sifat perfeksionis mereka muncul karena kedisiplinan mereka. Biru mempunyai slogan “Jika sebuah pekerjaan pantas dilakukan, itu harus dilakukan dengan baik.” Sifat disiplin ini merupakan bakat lahiriah mereka, padahal warna lainnya berusaha sekuat tenaga untuk mendisiplinkan diri mereka. Biru sangat mudah ditebak karena sifat mereka yang teratur ini. Mereka adalah seorang teman yang selalu dapat diandalkan.

Biru memiliki etos kerja yang kuat, dan seringkali menemukan hidup mereka dipenuhi dengan “tanggung jawab penting” yang hanya menyiksakan sedikit waktu untuk bermain spontan. Bermain dilihat dari kacamatanya sebagai hal yang tidak berguna dan tidak produktif.

Biru sangat peduli tentang kualitas dalam hidup mereka. Mereka memiliki barang-barang terbaik di kelasnya. Terbaik bagi biru tidak berarti termahal ataupun terbaru. Terbaik adalah sesuai dengan kebutuhannya, dan kebutuhan biru selalu dilandasi oleh sifat perfeksionis.

Ya, aku seorang biru yang disiplin. Sangat memperhatikan untuk tepat waktu, dan itulah sebabnya aku paling tidak suka jika teman-temanku tidak menepati waktu yang sudah dijanjikan.hehhehehe... Dalam pekerjaan, aku juga sebisa mungkin menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu. :)

EMOSIONAL

Tanda jelas dari seorang biru adalah ayunan suasana hati mereka. Mereka tidak pernah bangun tidur bahagia atau sedih. Mereka harus memikirkannya dulu. Jika mereka bahagia atau sedih pada hari itu, itu karena mereka memilih untuk demikian. Tampaknya mereka tidak bisa begitu saja menerima emosi tanpa menerima tanggung jawab penuh untuk memilihnya.

Biru adalah individu yang sangat rumit dengan banyak ekstrim. Mereka memiliki kekuatan yang begitu hebat dan keterbatasan yang begitu melumpuhkan. Mereka sensitif, tegang, penuh perhatian, kritis, suka memberi dan sukar memaafkan sekaligus. Fokus mereka lebih pada hubungan emosional daripada rasional. Kerumitan kepribadian biru membuat para biru sama frustasinya seperti kepribadian lain yang berinteraksi dengan mereka. Mungkin ini menjelaskan mengapa biru begitu kritis pada diri mereka sendiri selain pada orang lain.

Depresi seringkali dialami Biru. Membiarkan hati mereka mengatur pikiran mereka, mereka seringkali berpikir dan berperilaku tidak rasional. Mungkin emosi mereka yang tidak terkendali adalah kelemahan terbesarnya. Bagi pribadi ini, hidup adalah pedang bermata dua (secara emosional). Mereka seorang pemberi dan sensitif, mereka juga seorang yang dapat sulit memaafkan. Terkadang, mereka dapat menjadi sangat sensitif sampai berhenti memberi sama sekali.

Biru hidup untuk perasaan yang kuat. Mereka ingin merasakan hidup, bukan sekedar eksis. Biru perlu terlibat dalam aktivitas yang mempunyai arti. Mereka biasanya memandang keluarga dan teman-teman sebagai hal terpenting.

Para biru seringkali paling dikagumi diantara semua kepribadian. Mereka mewakli begitu banyak sifat-sifat baik yang kita junjung tinggi, seperti kejujuran, empati, pengorbanan diri, kesetiaan, dan ketulusan. Mereka mirip obor kebajikan dan kebenaran yang menyala. Mereka berpendirian sangat teguh dan pesaing yang tangguh untuk dihadapi kepribadian manapun, karena pada intinya mereka mendasarkansemua pendapat pada emosi dan prisip moral. Sekalipun biru seorang yang logis, mereka terkadang lebih merespon permohonan emosional.

Biru merasa puas ketika mereka didengarkan, ketika mereka merasa dipahami dan dihargai. Mereka terkenal suka mengungkapkan kekurangan mereka, karena mereka menganggap dikenal dan dipahami sangatlah bernilai. Di mata seorang biru, membiarkan diri terbuka adalah harga yang ringan demi kesempatan berhubungan secara emosional. Biru mungkin lebih sering patah hati dibandingkan kebanyakan orang, tetapi mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencintai.

PENUH KEBIMBANGAN
Biru memiliki kepribadian yang kuat. Mereka mempunyai nilai-nilai dan sistem kepercayaan yang kuat. Namun mereka dikoyak oleh raa bersalah, harapan-harapan yang tidak realistis yang disebabkan sikap perfeksionis mereka. Dan Skeptisisme! Mereka seringkali terperangkap antara ingin terlibat dan mencemaskan kemampuan mereka untuk berhasil.

Biru mencemaskan segala sesuatu. Semua kekhawatiran berlebihan ini membuatnya tidak dapat menangani terlalu banyak peristiwa dalam satu hari. Khawatir dan rasa bersalah secara umum menandai perjalanan hidup biru. Mereka bisa merasa bersalah hampir dalam segala hal. Mereka sering gagal melihat bahwa motif sejati mereka dalam banyak keadaan didasarkan oleh rasa bersalah. Untuk kesalahan-kesalahan yang mereka kira telah lakukan, Biru sepertinya mau menyiksa diri selamanya.

Biru biasanya skeptis terhadap bakat kreatif mereka sendiri. Mereka begitu perfeksionis sampai seringkali menyembunyikan keterampilan dan kemampuan mereka, karena mereka takut tidak cukup baik. Ini sangat disayangkan, karena biru sangat berbakat dan mungkin paling kreatif di antara semua warna. Namun, biru sangat tidak percaya diri, dan sering takut pada kemungkinan ditolak jika mereka memperlihatkan bahkan dan kreatifitas mereka yang mengagumkan.

Benar sekali, aku seringkali khawatir dan sering merasa bersalah jika ada sesuatu hal atau kejadian yang menurutku tidak seharusnya. x_x Karena itu juga sering terlalu memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.

Selasa, 10 September 2013

Puing-Puing Hatiku di Tangan Tuhan

Hari ini, aku bangun dengan mata bengkak, perasaan yang campur aduk, pikiran yang ke mana-mana. I'm so sad dan terlihat sangat menyedihkan. T_T
Kenapa oh kenapa? Karena...kemarin aku baru saja menghancurkan dan memporak-porandakan hubungan dengan seorang teman. Dan itu semua terjadi karena aku emosi (sedang PMS). Mungkin tidak bisa dibenarkan walaupun alasannya adalah PMS, tapi karena PMS, pikiranku sebelum-sebelumnya jadi memuncak saat PMS ini, dan meledaklah semua di hari kemarin. Aku marah-marah gak jelas pada orang yang mungkin tidak tahu apa-apa. Merasa bodoh sekali.
Jadi, saat dia chat seperti hari-hari biasanya, perasaanku langsung tidak enak, dan bawaannya selalu jadi pengen marah, dan akhirnya aa kita sampai pada keputusan untuk memutuskan hubungan pertemanan. Sebenarnya sudah selama berbulan-bulan ini, aku mau memutuskan untuk men-downgrade hubungannku dengan dia. Cuma aku masih belum berani benar-benar mengambil langkah itu.
Karena jika itu terjadi, aku tak tahu aku akan siap akan konsekuensinya atau gak. Tetapi, karena emosi kemarin, akhirnya keluarlah kalimat itu untuk men-downgrade hubungan, malah lebih parah lagi, memutuskan hubungan pertemanan. T_T

Mungkin ini adalah teguran Tuhan, karena aku tidak melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan yang aku ambil. Aku mendahului Tuhan. :(
Dan bisa juga ini adalah jawaban Tuhan atas doaku agar menutup jalanku jika memang bukan jalan yang terbaik untukku. Sebenarnya, aku juga masih ragu dalam hal ini. Aku masih belum bisa peka mendengar suara Tuhan. Seringkali aku salah, dan malah bertindak sendiri, tidak sabar menunggu jawaban Tuhan, dan akhirnya terjadilah apa yang terjadi kemarin.

Tetapi, dengan kejadian ini, aku jadi berpikir bahwa Tuhan ingin mengajarkan aku untuk berfokus pada-Nya. Selama ini, fokusku salah. Fokusku bukan pada Tuhan. I'm sorry, God. Makanya, aku bisa merasakan sakit yang terus-menerus, selalu bersedih, selalu khawatir. Saat 1 kekhawatiran hilang, akan muncul kekhawatiran yang lain. Maafkan aku, Tuhan yang melupakan-Mu. Tuhan ingin mengajarkanku untuk lebih dekat dengan-Nya, agar aku meluangkan waktu untuk berbicara dengan-Nya secara pribadi. Bahkan tidak ada 1 menit aku sediakan untuk berbicara pada Tuhan, aku terlalu sibuk dengan dunia dan pikiranku. :(

Ini prosesnya. Sakit memang. Amat sangat, apalagi aku adalah orang yang perasa dan pemikir. Mungkin bagi dia atau orang lain yang kehilangan teman seperti aku, tidak akan ada masalah yang berarti. Tapi, bagiku ini adalah masalah besar, yang pasti akan menguras banyak air mataku, pikiranku, perbuatanku, dan menguras habis tenagaku. T_T
Apalagi, ditambah lagi dengan kejadian tadi siang di kantor. I'm so jealous, God. Sampai tanganku gemetaran, mataku berkaca-kaca (pengen nangis rasanya). Terkesan lebay mungkin. Tapi memang ini yang aku alami. Kejadian itu pukul 14.00,d an ssaat melihat jam aku langsung berpikir "Sanggupkah aku untuk menahan perasaan ini sampai jam pulang nanti, dan bisa menumpahkan semuanya di kos nanti?"
Saat itu, Tuhan ingatkan aku, "Pegang tangan-Ku, anak-Ku. Tidak perlu takut. Kamu percaya pada-Ku, bukan?"
Aku jawab, "Ya. Aku percaya, Tuhan". Selama ini, mulutku selalu bilang percaya, tapi pada kenyataannya, aku hanya manusia berdosa, yang masih bisa lupa dan ragu pada Tuhan. Setelah itu, Tuhan hadirkan kenyataan-kenyataan yang selama ini sebenernya aku tahu, tapi aku abaikan. Aku anak nakal, Tuhan. :(

Setelah ini, apa yang akan aku lakukan? Aku akan berusaha untuk berfokus pada Tuhan dan berfokus pada tulisan. Kenapa tulisan? Karena Tuhan seringkali berbicara padaku melalui tulisan. Bisa melalui blog, bisa melalui buku. Sekarang, aku hanya akan menunggu jawaban-Mu, Tuhan. Biarlah menjadi seperti ini, dan hanya Engkau yang bisa pulihkan segalanya, serta tangan-Mu-lah yang bekerja pada hidupku.



Tuhan, untuk semua yang sudah aku kacaukan...
Aku tahu hanya Engkau yang bisa memperbaikinya.
Maafkan aku, karena bertindak sendiri dan tidak mengandalkan-Mu.
Mungkin, inilah cara-Mu agar aku berani untuk memutuskan...
Agar aku bisa tegas dan bisa bertanggung jawab atas keputusan yang aku ambil.
Tapi, aku tahu aku tak akan bisa seperti itu tanpa bantuan-Mu.

Aku mau pegang tangan-Mu, Tuhan.
Bawa aku ke manapun Engkau mau.
Sertai aku di hari-hariku selanjutnya...
Yang aku rasa sangat sulit untuk kulewati, jika tidak bersama-Mu.

Selalu buat aku untuk merindukan-Mu,
selalu ingin bertemu dengan-Mu setiap harinya.
Jika aku nakal, tegurlah aku, Tuhan.
Jika aku masih bebal, terus bentuklah aku.
Tapi, aku mohon, jangan pernah tinggalkan aku sendiri.
Ingatkan aku untuk selalu percaya janji-Mu.
Ingatkan aku untuk selalu sabar menunggu jawaban-Mu.