Minggu, 29 September 2013

Penghubungnya Adalah Cinta

Dalam hidup ada cerita, bukan? Banyak hal dalam cerita.
Tapi yang menurut saya paling menarik adalah cerita tentang cinta.
Semua orang pasti menginginkan cinta, bukan?
Dari sejak lahir, sang bayi tentunya ingin kasih sayang dari orang tuanya.
Setelah beranjak semakin dewasa, tentunya dia ingin merasakan kasih sayang dari orang-orang yang dikenalnya, yang berada di sekitarnya.

Sampai akhirnya dia mengenal cinta pada lawan jenis.
Ini cinta yang berbeda, bukan? Bukan cintanya kepada orang tuanya, atau pada saudara, atau pun pada teman-temannya.
Bukankah menarik bicara tentang cinta?
Karena hidup kita penuh dengan cerita cinta.
Dari beberapa buku yang saya baca, cinta bisa sangat berpengaruh pada karakter seseorang, bisa juga pada tindakan-tindakannya. Orang yang tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya sejak ia kecil, sebagian besar dari mereka setelah dewasa akan membuatnya benci pada orang tuanya.

Cinta pada lain jenis, cerita yang menarik.
Saat jatuh cinta, luar biasa bahagianya, bukan?
Semua dalam dirimu terasa berubah.
Semua bisa dipandang jadi lebih indah daripada sebelumnya.
Bahkan hal-hal kecil yang sebelumnya tak pernah diperhatikan, diperhatikan dengan begitu teliti, sehingga bisa tampak sempurna. Bahkan dalam keseharian, di pikiran kita selalu memikirkan sang pujaan, selalu ingin berada di dekatnya, ingin menghabiskan sebanyak-banyaknya waktu bersama dia.

Yang saya pelajari, saat kita bersama, yang biasa kita sebut dalam masa pacaran, itu adalah suatu pembelajaran.
Belajar untuk saling mengenal, belajar untuk saling memahami, bahkan belajar cara untuk menyampaikan maksud tanpa harus menyakiti orang yang kita sayang.
Harus mengerti kapan timing yang tepat, kapan harus membicarakan hal yang sensitif, kapan harus bercanda, kapan harus bicara serius. It's not easy.

Dan ketika semua itu tidak bisa dijalankan dengan baik, maka terjadilah apa yang sering disebut dengan putus.
Yang saya tahu, 'saling mencintai' bukanlah suatu alasan untuk bisa tetap bersama.
Jika dengan bersama, malah saling menyakiti, bukankah lebih baik sendiri-sendiri?
Pernah dengar kan kalimat seperti ini, "Saya bahagia jika dia bahagia bersama orang lain".
Awalnya, saya berpikir, mana bisa saya bahagia melihatnya bersama orang lain, ketika hal itu membuat saya sangat sakit. Tentu saja itu sangat menyakitkan.

Dan mengertilah dan pahamilah yang namanya ikhlas.
Ketika rasa ikhlas memenuhi hatimu, maka kamu bisa berkata "Saya bahagia melihatnya bahagia bersama orang lain".
Dan saya percaya orang-orang yang bisa merelakan cintanya pergi dengan ikhlas, akan mendapat cinta yang luar biasa karena dia mempunyai hati yang luar biasa.
Dan saya yakin orang-orang seperti ini akan mendapat kebahagiaan yang tak pernah diduganya sebelumnya.
Konsep Tuhan itu sungguh indah.
Ketika kebahagiaan itu kamu dapatkan, maka kamu akan mengerti kenapa kamu harus bersakit-sakit dahulu.

By: Aprina Sulistia Melantika
Ditulis 5 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar