Selasa, 10 September 2013

Puing-Puing Hatiku di Tangan Tuhan

Hari ini, aku bangun dengan mata bengkak, perasaan yang campur aduk, pikiran yang ke mana-mana. I'm so sad dan terlihat sangat menyedihkan. T_T
Kenapa oh kenapa? Karena...kemarin aku baru saja menghancurkan dan memporak-porandakan hubungan dengan seorang teman. Dan itu semua terjadi karena aku emosi (sedang PMS). Mungkin tidak bisa dibenarkan walaupun alasannya adalah PMS, tapi karena PMS, pikiranku sebelum-sebelumnya jadi memuncak saat PMS ini, dan meledaklah semua di hari kemarin. Aku marah-marah gak jelas pada orang yang mungkin tidak tahu apa-apa. Merasa bodoh sekali.
Jadi, saat dia chat seperti hari-hari biasanya, perasaanku langsung tidak enak, dan bawaannya selalu jadi pengen marah, dan akhirnya aa kita sampai pada keputusan untuk memutuskan hubungan pertemanan. Sebenarnya sudah selama berbulan-bulan ini, aku mau memutuskan untuk men-downgrade hubungannku dengan dia. Cuma aku masih belum berani benar-benar mengambil langkah itu.
Karena jika itu terjadi, aku tak tahu aku akan siap akan konsekuensinya atau gak. Tetapi, karena emosi kemarin, akhirnya keluarlah kalimat itu untuk men-downgrade hubungan, malah lebih parah lagi, memutuskan hubungan pertemanan. T_T

Mungkin ini adalah teguran Tuhan, karena aku tidak melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan yang aku ambil. Aku mendahului Tuhan. :(
Dan bisa juga ini adalah jawaban Tuhan atas doaku agar menutup jalanku jika memang bukan jalan yang terbaik untukku. Sebenarnya, aku juga masih ragu dalam hal ini. Aku masih belum bisa peka mendengar suara Tuhan. Seringkali aku salah, dan malah bertindak sendiri, tidak sabar menunggu jawaban Tuhan, dan akhirnya terjadilah apa yang terjadi kemarin.

Tetapi, dengan kejadian ini, aku jadi berpikir bahwa Tuhan ingin mengajarkan aku untuk berfokus pada-Nya. Selama ini, fokusku salah. Fokusku bukan pada Tuhan. I'm sorry, God. Makanya, aku bisa merasakan sakit yang terus-menerus, selalu bersedih, selalu khawatir. Saat 1 kekhawatiran hilang, akan muncul kekhawatiran yang lain. Maafkan aku, Tuhan yang melupakan-Mu. Tuhan ingin mengajarkanku untuk lebih dekat dengan-Nya, agar aku meluangkan waktu untuk berbicara dengan-Nya secara pribadi. Bahkan tidak ada 1 menit aku sediakan untuk berbicara pada Tuhan, aku terlalu sibuk dengan dunia dan pikiranku. :(

Ini prosesnya. Sakit memang. Amat sangat, apalagi aku adalah orang yang perasa dan pemikir. Mungkin bagi dia atau orang lain yang kehilangan teman seperti aku, tidak akan ada masalah yang berarti. Tapi, bagiku ini adalah masalah besar, yang pasti akan menguras banyak air mataku, pikiranku, perbuatanku, dan menguras habis tenagaku. T_T
Apalagi, ditambah lagi dengan kejadian tadi siang di kantor. I'm so jealous, God. Sampai tanganku gemetaran, mataku berkaca-kaca (pengen nangis rasanya). Terkesan lebay mungkin. Tapi memang ini yang aku alami. Kejadian itu pukul 14.00,d an ssaat melihat jam aku langsung berpikir "Sanggupkah aku untuk menahan perasaan ini sampai jam pulang nanti, dan bisa menumpahkan semuanya di kos nanti?"
Saat itu, Tuhan ingatkan aku, "Pegang tangan-Ku, anak-Ku. Tidak perlu takut. Kamu percaya pada-Ku, bukan?"
Aku jawab, "Ya. Aku percaya, Tuhan". Selama ini, mulutku selalu bilang percaya, tapi pada kenyataannya, aku hanya manusia berdosa, yang masih bisa lupa dan ragu pada Tuhan. Setelah itu, Tuhan hadirkan kenyataan-kenyataan yang selama ini sebenernya aku tahu, tapi aku abaikan. Aku anak nakal, Tuhan. :(

Setelah ini, apa yang akan aku lakukan? Aku akan berusaha untuk berfokus pada Tuhan dan berfokus pada tulisan. Kenapa tulisan? Karena Tuhan seringkali berbicara padaku melalui tulisan. Bisa melalui blog, bisa melalui buku. Sekarang, aku hanya akan menunggu jawaban-Mu, Tuhan. Biarlah menjadi seperti ini, dan hanya Engkau yang bisa pulihkan segalanya, serta tangan-Mu-lah yang bekerja pada hidupku.



Tuhan, untuk semua yang sudah aku kacaukan...
Aku tahu hanya Engkau yang bisa memperbaikinya.
Maafkan aku, karena bertindak sendiri dan tidak mengandalkan-Mu.
Mungkin, inilah cara-Mu agar aku berani untuk memutuskan...
Agar aku bisa tegas dan bisa bertanggung jawab atas keputusan yang aku ambil.
Tapi, aku tahu aku tak akan bisa seperti itu tanpa bantuan-Mu.

Aku mau pegang tangan-Mu, Tuhan.
Bawa aku ke manapun Engkau mau.
Sertai aku di hari-hariku selanjutnya...
Yang aku rasa sangat sulit untuk kulewati, jika tidak bersama-Mu.

Selalu buat aku untuk merindukan-Mu,
selalu ingin bertemu dengan-Mu setiap harinya.
Jika aku nakal, tegurlah aku, Tuhan.
Jika aku masih bebal, terus bentuklah aku.
Tapi, aku mohon, jangan pernah tinggalkan aku sendiri.
Ingatkan aku untuk selalu percaya janji-Mu.
Ingatkan aku untuk selalu sabar menunggu jawaban-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar